Neo-Darwinisme merupakan penafsiran ulang teori seleksi alam dan mutasi dengan teori modern
pengetahuan tentang genetika. Menurut Neo-Darwinisme, unit evolusi adalah populasi. Oleh karena itu di
Neo-Darwinisme dipadukan dengan genetika populasi dengan teori Darwin.
Istilah Neo-Darwinisme diciptakan oleh G.J. Romawi (1848-1894). Huxley pada tahun 1942 menyebutnya
sebagai teori sintetik. Neo-Darwinisme disebut juga teori evolusi biologi atau teori genetika
evolusi. Banyak ilmuwan yaitu. Dobzhansky F.A., Fisher S.B., Haldane S., Sewell Wright, Mayer Ernst
dan Stibbons G.L. berkontribusi pada teori neo-Darwinisme.
Hubungan Darwin-Darwinisme dalam hal tertentu merupakan hubungan sebab akibat, dalam artian
Darwin mempengaruhi perdebatan yang terjadi setelahnya. Tapi ada juga yang lebih: sejenis
isomorfisme antara Darwinisme Darwin dan Darwinisme historis. Seolah-olah Kontribusi Darwin sendiri telah menghambat perkembangan konseptual dan empiris biologi evolusi selamanya. (Gayon, 2003, hal.241)
Neo-Darwinisme merupakan modifikasi dari konsep asli Darwin dan Wallace berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian genetik. Ini menganggap hal yang dapat diwariskan variasi genetik (mutasi) untuk evolusi, menjelaskan alasan terjadinya variasi, pertimbangkan populasi sebagai unit dasar evolusi, pertimbangkan isolasi reproduksi sebagai faktor penting utama dalam spesiasi dan seleksi alam mengarah pada perubahan frekuensi gen. Neo-Darwinisme sebenarnya merupakan perpaduan dari Mendel genetika dan seleksi alam Darwin yang Menghasilkan lebih komprehensif teori evolusi. Darwin menunjukkan bahwa evolusi melibatkan seleksi berinteraksi dengan variasi dalam populasi, sedangkan Mendel atas dasar studinya menyimpulkan bahwa dasar variasinya adalah unit-unit terpisah
keturunan (gen).
Daftar Pustaka
Gayon, J. (2003). From Darwin to today in evolutionary biology. In J. Hodge & G. Radick
(Eds). The Cambridge Companion to Darwin (pp. 240–64). Cambridge: Cambridge University
Press.